Matsumoto-shi menurutku adalah kota yang indah. Sebuah kota yang modern tapi sunyi seperti di desa. Ketika menginjakkan kaki di sini, langsung deh pengen tinggal di sini. Matsumoto-shi ada di prefektur Nagano, Jepang, dan terletak di bagian tengah Jepang yang terkenal dengan pegunungannya yang megah.

    Ngimpi apa yak bisa sampe ke sini XD..

    Area Jepang tengah itu terkenal dengan wisata alamnya yang indah. Di Matsumoto-shi sendiri ada dataran tinggi yang sering disebut dengan kogen (kou-gen). Di itinerary tercatat akan ada kegiatan di sebuah kogen yang bernama Norikura, jadi namanya Norikura Kogen. Di situ tertulis snowshoeing in Norikura Kogen.

    Jujur aja, nggak ada bayangan sama sekali tentang apa yang bakal aku lakukan selama snowshoeing. Apakah itu olahraga? Atau cuma jalan-jalan di salju? Yang jelas, aku agak bingung, tapi tetap penasaran.

    Tapi sebelum cerita soal snowshoeing, bolehlah aku sedikit cerita tentang hotel pertama tempat aku menginap di Matsumoto-shi, yaitu Hotel Buena Vista. Aku sempat menaruh foto Hotel Buena Vista di postingan-ku sebelumnya, yang judulnya Menyapa Sunyi di Matsumoto-shi.

    Sayang banget, aku nggak punya foto Hotel Buena Vista yang bagus. Kameraku waktu itu masih burik, ditambah lagi pencahayaan malam yang agak remang-remang. Jadi foto-foto yang kuambil dengan kamera HP nggak ada yang maksimal kualitasnya. Foto yang di atas ini aku ambil dari Tripadvisor, sementara foto di bawah ini hasil dari kamera HP-ku sendiri.


    Hotel Buena Vista di Matsumoto-shi ini besar banget. Begitu masuk ke dalam, suasana hangat langsung menyambut. Mungkin karena aku sudah kedinginan banget di luar, ya. Dekorasi dan pencahayaan lampu berwarna kuning keemasan mungkin juga yang bikin nuansanya terasa hangat. Meski begitu, kesan mewah langsung terlihat dari dekorasi yang elegan, serta karpet-karpet tebal yang menutupi hampir seluruh lantai lobi.

    Begitu masuk dan lihat sekeliling, aku langsung merasa seperti... gembel. Busanaku yang sederhana jadi tiba-tiba terlihat murah hahaha. Tapi ya gimana lagi, baju winter ternyata harganya selangit. Jaket light down bulu angsa yang kupilih di Alibaba Express seharga 200 ribuan. Kalau mau beli di Uniqlo, harganya bisa buat beli gadget baru. Pasti dompetku bakal teriak-teriak kalau dipaksakan!


    Meninggalkan Jejak di Google Maps

    Aku juga sempat ninggalin jejak di Google Maps: "You visited 4 years ago." Rasanya seru aja bisa menandai tempat ini sebagai salah satu pengalaman tak terlupakan.

    Hotel Buena Vista Matsumoto ini adalah hotel pertama tempat aku menginap. Jadi sepanjang trip-ku nanti, aku akan berpindah-pindah hotel setiap harinya. Perjalanan dimulai di Matsumoto-shi, dan Hotel Buena Vista adalah tempat pertama yang aku singgahi setelah turun dari kereta di stasiun Matsumoto. Perjalanan dari Bandara Narita ke Matsumoto aku lakukan dengan kereta, lalu pindah ke shinkansen (eh, aku lupa nama stasiunnya, haha). Setelah itu, aku melanjutkan perjalanan menuju Matsumoto.

    Sesampainya di stasiun Matsumoto, aku dijemput oleh tour guide orang Jepang asli yang fasih berbahasa Inggris. Dari stasiun ke Hotel Buena Vista cuma 5 menit jalan kaki. Pagi itu sekitar jam 10 dan suasana kota itu... sepi banget. Rasanya seperti seluruh penduduknya sudah tidur. Gak ada suara knalpot brong, truk besar lewat, atau musik keras dari kafe-kafe. Hening banget. Bahkan suara geretan koperku pun kedengeran nyaring banget. Sebegitu sepinya!

    Sambil berjalan ke hotel, kami ngobrol dan saling kenalan dengan tour guide, juga penanggung jawab trip untuk wilayah Matsumoto. Nanti di beberapa tempat lainnya, aku bakal ketemu juga dengan penanggung jawab proyek. Jadi, trip ini memang sudah terstruktur dengan baik.


    Hotel Buena Vista: Kamar yang Menyenangkan

    Oke, balik lagi ke Hotel Buena Vista. Semua urusan check-in sudah diatur oleh tour guide (baik banget, kan?). Aku dan teman tripku—seorang jurnalis dari Singapura—tinggal masuk kamar masing-masing. Kamar yang diberikan terpisah, padahal biasanya aku lebih suka berbagi kamar dengan teman, biar nggak terlalu kesepian. Tapi ya, namanya juga kerjaan, mau gimana lagi.

    Kamar di Hotel Buena Vista ini asik banget! Nyaman maksimal, dan pemandangannya langsung menghadap kota Matsumoto yang tenang abis. Rasanya seperti nginep di kota kecil yang damai, mungkin mirip seperti Magelang di Indonesia, tapi dengan atmosfer yang jauh lebih dingin dan beda banget.

    Kamar mandinya juga bersih banget. Ada bathtub dengan air panas yang bisa dipanaskan sampai 40 derajat Celsius, katanya sih biar badan relax setelah capek main salju. Tapi, buat orang tropis kayak aku yang biasa mandi air dingin, 40 derajat itu rasanya kepanasan banget. Jadinya aku sering nurunin suhu air, biar nggak terlalu panas. Tapi tetap enak, kok, bisa berendam lama-lama.

    Tempat tidurnya juga super empuk, bikin tidur jadi nyaman banget. Rasanya seperti tidur di awan! Di samping tempat tidur, ada kursi dan meja kecil buat ngopi-ngopi santai. Oh iya, jangan lupa, di kamar ini ada WiFi! Jadi, meski aku jauh dari rumah, tetap bisa terhubung dengan dunia luar.


    Matsumoto-shi yang Tenang dan Pemandangan yang Memukau

    Aku masih ingat betul betapa tenangnya suasana di Matsumoto-shi, bahkan lebih sepi dari yang aku bayangkan. Setelah check-in dan masuk ke kamar, rasanya seperti sudah berada di dunia yang berbeda. Meskipun baru semalam, aku merasa sudah seperti penduduk lokal yang biasa menikmati ketenangan kota ini. Kamar di Hotel Buena Vista memberikan rasa nyaman yang sulit dijelaskan, terutama setelah perjalanan panjang dari Narita.

    Pemandangan dari jendela kamar memperlihatkan kota Matsumoto yang tertutup salju tipis, ditambah dengan latar belakang Gunung Alps yang terlihat jelas di kejauhan. Ada sesuatu yang damai dan menenangkan di sini, seolah semua kebisingan dunia luar tidak pernah sampai ke sini. Suasana malam yang dingin ini terasa hangat karena kenyamanan hotel dan suasana sekitar yang benar-benar damai. Ini adalah jenis ketenangan yang sangat berbeda dengan kehidupan kota besar yang biasanya aku jalani.


    Snowshoeing di Norikura Kogen: Pengalaman Pertama di Salju

    Paginya, setelah sarapan yang lezat di hotel, aku dan teman-teman trip mempersiapkan diri untuk kegiatan pertama—snowshoeing di Norikura Kogen. Aku jujur saja, meski agak bingung dengan apa yang akan terjadi, aku tetap excited banget. Bayanganku, pasti bakal seru dan tentu saja, sangat berbeda dari pengalaman musim dingin yang pernah aku rasakan sebelumnya.

    Perjalanan menuju Norikura Kogen memakan waktu sekitar satu jam dari hotel. Pemandangan sepanjang jalan sudah cukup memukau, dengan pepohonan yang dipenuhi salju dan jalanan yang licin karena es. Kami sempat berhenti sejenak untuk foto-foto dan menikmati udara pegunungan yang segar banget.

    Setibanya di Norikura, aku mulai merasa sedikit cemas karena belum pernah snowshoeing sebelumnya. Aku cuma pernah dengar kata "snowshoeing" ini dari cerita-cerita orang, tapi nggak pernah tahu persis seperti apa. Ternyata, snowshoeing itu seru banget, lho! Pake sepatu khusus yang gede dan lebar, kita bisa berjalan di salju tebal tanpa takut jatuh atau tenggelam.

    Aku mulai berjalan pelan-pelan, ngikutin instruksi guide yang ngasih tahu cara pakai snowshoes dengan benar. Ternyata, meskipun tampaknya gampang, butuh keseimbangan dan koordinasi yang lebih dari yang aku kira. Di beberapa titik, aku hampir jatuh karena salah melangkah, tapi guide kami sangat sabar dan membantu. Hasilnya, aku malah merasa seperti anak kecil yang baru belajar jalan, tapi seru banget!

    Selama snowshoeing, aku juga belajar banyak soal alam sekitar. Guide kami cerita tentang flora dan fauna di kawasan Norikura, serta bagaimana orang Jepang menjaga dan melestarikan lingkungan. Aku benar-benar merasa jadi bagian dari alam di sana, jauh dari keramaian kota dan kehidupan sehari-hari.


    Kembali ke Hotel: Mengakhiri Hari yang Memuaskan

    Setelah snowshoeing, kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Rasanya tubuh udah capek banget, tapi juga puas karena bisa merasakan langsung pengalaman yang belum pernah aku coba sebelumnya. Malam itu, aku kembali menikmati kenyamanan kamar di Hotel Buena Vista. Setelah berendam di bathtub air panas yang rasanya benar-benar menenangkan, aku tidur dengan nyenyak. Selama tidur, aku merenung tentang betapa berharganya pengalaman ini.


    Kesimpulan

    Matsumoto-shi dan Hotel Buena Vista memberikan pengalaman yang nggak akan aku lupakan. Suasananya yang tenang, ditambah dengan keramahan orang-orang Jepang, membuat aku merasa sangat dihargai sebagai tamu. Hotel ini bukan cuma tempat menginap, tapi juga menjadi bagian dari perjalanan yang sangat istimewa. Aku merasa seperti mendapat ruang untuk melepaskan segala penat dan sejenak lari dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.

    Esok harinya, aku harus melanjutkan perjalanan ke tempat berikutnya. Tapi, aku pasti akan mengenang Matsumoto dan Hotel Buena Vista sebagai tempat yang memberikan ketenangan dan kenyamanan di tengah dinginnya musim salju Jepang.