Apakah
moms di rumah sedang mencari rekomendasi mainan supaya anak tidak main HP? Kalau
begitu sama dengan saya sekarang ini. Anak saya masih belum genap satu tahun
ketika saya menulis artikel ini, tapi anak saya sudah ngerti tunyuk-tunyuk
layar handphone untuk mengganti tayangan video.
Tontonan
kesukaan anak saya adalah video BaLiTa (Baba Lili dan Tata) yaitu hewan monyet,
gajah, dan burung kakaktua. Dia suka menonton video-video lagu-lagu BaLiTa
meskipun belum mengerti itu lagu apa.
Awal Perkenalan dengan YouTube Kids
Oh iya, supaya iklan yang tampil lebih sedikit, saya install YouTube Kids. Tayangan video jadi lebih spesifik dan saya rasa lebih aman dari konten-konten dewasa. Awal mula anak saya kenalan dengan YouTube, saya sih ga ingat pasti mulai umur berapa yang jelas itu terjadi ketika anak saya sudah mulai polah.
Polahnya
anak saya benar-benar luar biasa moms, jadi kalau di mobil dia ga mau diam,
pasti kepingin merangkak ke sana sini, mau ngikut bapaknya nyetir, narik-narik handrem
dan persneling, pokoknya macam-macam deh.
Sebetulnya
sebagai orangtua saya sendiri bahagia kalau anak aktif, hanya saja kalau di
mobil dia polah luar biasa begitu, saya rasa berisiko keamanan. Ditaruh di
car seat pun tidak bertahan lama dia diam hehe. Hadew pokoknya saya
sampai sering gusar deh, apalagi kalau pas pulang kampung ke rumah suami di
luar kota, yang harus di dalam mobil berjam-jam, hadew pusing.
Akhirnya,
dengan terpaksa saya setelkan YouTube Kids dengan tayangan lagu-lagu anak-anak.
Cuma dengan tayangan itu dia mau duduk diam mendengarkan. Berjam-jam sekalipun,
tapi biasanya lama-lama dia tidur sih.
Masalahnya,
kebiasaan itu menjadi meluas, tidak hanya ketika di mobil saja dia menonton
YouTube. Kadang kalau pas sehabis mandi, dipakaikan baju dia heboh ke sana
kemari, disetelkan YouTube mau diam sejenak agar kami bisa makaikan baju.
Kadang
ketika makan dia susah, kami setelkan YouTube agar dia bisa sejenak diam
memperhatikan ke depan sambal menyuapi dan dengan harapan dia mau membuka
mulutnya. Begitulah awal mula screentime anak saya.
Lama-lama Timbul Kekhawatiran akan Screentime
Di usia
anak saya yang sebentar lagi setahun, dia sudah mulai mengerti tunyuk-tunyuk
layar untuk ganti tontonan, dia maunya pegang sendiri handphone, kalau di kamar
sih saya cast ke TV supaya tidak terlalu dekat dengan mata. Tapi, TV
saya terlalu tinggi posisinya moms, anak saya jadi dongak terus, posisi ideal
nonton adalah sambi berbaring. Padahal dianya ga mau terus berbaring, maunya sambal
duduk nontonnya.
Saya
khawatir side effect yang mungkin timbul ke kesehatan anak saya maupun
pertumbuhannya. Baik pertumbuhan fisik maupun mental. Maka dari itu saya
sekarang ini bertekad akan mencari mainan supaya anak saya tidak main HP
melulu.
Mainan Supaya Anak Tidak Main HP
Kalau
saya googling, setidaknya anak harus dibiasakan supaya tidak terus-terusan main
HP. Atau, anak harus disibukkan dengan kegiatan atau mainan lain supaya dia
tetap aktif secara fisik dan kognitifnya. Menurut review.bukalapak.com,
setidaknya ada beberapa mainan yang bisa menggantikan gadget:
1. Lego
Dua puluh
tahun lalu, ketika saya masih kecil, sudah ada mainan lego. Lego bahkan sudah
hadir jauh lebih lama dari usia saya, saya pikir. Saya pun ingat ketika kecil
saya sangat suka mainan ini, Menyusun balok-balok plastic berwarna-warni
menjadi sebuah bentuk sesuai imajinasi.
Saya
pikir lego bagus sekali untuk anak-anak karena melatih keterampilan tangan
sekaligus melatih imajinasi anak-anak. Main lego akan membuat anak sibuk dengan
tangan dan otaknya. Tapi sepertinya kalau anak umur setahun belum mengerti cara
main lego ya, hehe. Mungkin usia dua tahun sudah mengerti membentuk dan Menyusun
bentuk.
2. Puzzle
Puzzle
juga tak kalah tua dari lego, konsepnya pun hampir sama, Menyusun. Hanya saja, Menyusun
puzzle membutuhkan kreatifitas anak untuk mengenali sebuah bentuk kemudian
mencari potongan yang sesuai untuk membentuk suatu gambar secara penuh.
Puzzle
juga akan membuat anak sibuk dengan tangan dan otaknya. Tapi lagi-lagi untuk anak
umur setahun sepertinya hanya akan diemut saja ya potongan puzzle nya. Hati-hati
memilih bahan mainan untuk anak beserta ukurannya. Benda terlalu kecil takutnya
akan tertelan, dan bahan mudah hancur seperti kertas juga takutnya tertelan
ketika digigit-gigit anak.
3. Playground/taman bermain anak
Bagi
yang punya rumah dengan area luas beserta budget lebih, mungkin bisa saja
membuat playground atau taman bermain anak. Bermain di playground akan membuat
anak lebih aktif dan sibuk dengan aktifitas eksplorasi.
Tetap
saja, bermain di playground membutuhkan pengawasan orang dewasa.
4. PlayDoh
PlayDoh
adalah adonan plastisin yang mudah dibentuk-bentuk sedemikian rupa sesuai
keinginan. Kira-kira kalau anak-anak mainan PlayDoh, merekan bakal bikin bentuk
apa yah. Yang pasti PlayDoh pasti bakal bikin tangan anak sibuk untuk bikin
bentuk jadi lupa deh main HP.
Eh tapi
untuk anak satu tahun jangan dikasih PlayDoh ya, takutnya dimakan malahan.
Moms
di rumah apakah ada rekomendasi mainan supaya anak tidak main HP? Boleh dong
rekomendasinya di kolom komentar di bawah ini 😊.
Komentar